Selasa, 13 April 2010

KLAUSULA CALVO dan DOKTRIN DRAGO

Klausula Calvo

Klausula yang dikaitkan dengan nama seorang sarjana Argentina ini menetapkan bahwa penerima konsesi melepaskan perlindungan pemerintahnya dalam sengketa yang timbul dari perjanjian tersebut, dan bahwa sengketa yang timbul dari perjanjian tersebut harus diajukan ke lembaga peradilan nasional Negara pemberi konsesi dan tunduk pada hukum nasional Negara tersebut. Klausula ini pada suatu waktu sering dimasukkan dalam kontrak-kontrak antara pemerintah-pmerintah negara Amerika Tengah dan Selatan dan perusahaan-perusahaan asing atau orang-orang yang memperoleh konsesi-konsesi ataupu hak-hak lain yang diberikan berdasarkan kontrak-kontrrak tersebut. Menurut klausula ini konsesioner asing melepaskan perlindungan atau bantuan dari pemerintah negara asalnya dalam setiap persoalan yang muncul dari kontrak. Contoh kasusnya diantara lain: North American Dredging Co Case dihadapan United States Mexico General Claims Comissions.

Tujuan dari klausula ini untuk menjamin bahwa sengketa-sengketa hukum yang timbul dari kontrak akan dilimpahkan kepada pengadilan-pemgadilan setempat dari negara yang memberikan konsesi atau hak-hak lain dan untuk menghapus yurisdiksi pengadilan-pengadilan arbitrase internasional atau untuk mencegah permintaan tindakan diplomatik kepada negara asal perusahaan atau individu yang menikmati konsesi-konsesi itu dan lain-lain. Klausula itu dimasukkan dala sejumlah besar kontrak dengan negara-negara Amerika Latin karena dalam banyak kejadian dengan dalih yang lemah saja perusahaan-perusahaan atau orang-orang yang memperoleh konsesi di negara-negara ini akan meminta intervensi pemerintah-pemerintah asal mereka untuk melindungi kepentingan-kepentingan mereka tanpa mencari jalan penyelesaian sebagaimana yang disediakan dalam pengadilan-pengadilan nasional lokal.

Ada beberapa keputusan yang bertentangan yang dikeluarkan oleh pengadilan-pengadilan arbitrase internasional mengenai legalitas Klausula Calvo tersebut. Dalam sejumlah kasus klausula itu telah dinyatakan batal atas dasar bahwa seorang individu tidak dapat memperjanjikan hak pemerintahnya untuk melindunginya. Sedangkan dalam kasus lain, para arbitrator telah memperlakukan klausula tersebut sebagai suatu yang sah berlaku dan sebagai hal yang menghalangi klaim yang diajukan ke hadapan mereka. Dua hal diatas tecermin dari dua kasus berikut ini. Pertama, pada kasus North American Dsredging, United States-Mexico General Clims Comissions menolak tuntutan dengan alasan bahwa menurut klausula perjanjian adalah kewajiban perusahaan yang mengajukan klaim untuk memakai bentuk penyelesaian yang ada berdasrkan undang-undang Meksiko dan bedasarkan fakta perusahan yang terkait tidak pernah menggunakan prosedur ini. Keputusan ini diterima oleh pemerintah Inggris sebagai sebuah kaidah hukum yang tepat. Di lain pihak, dalam kasus El Moro Mining and R Ly Co ltd, dimana klausula Calvo dipakai sebagai alasan pembelaan, British Mexican Genaral Claims Comissions telah menolak untuk menghapuskan perkara arena perusahaan yang mengajukan klaim itu sebelumnya telah mengajukan perkara yang sama di pengadilan Meksiko, dan sembilan bulan berlalu tanpa ada pemeriksan perkara. Oleh karena itu, tidak dapat dikatakan bahwa perusahaan yang mengajukan klaim telah berusaha untuk menghindari yurisdiksi lokal.

Pokok inti dari klasula calvo dapat diringkas sebagai berikut:

  1. Sejauh klasula tersebut berusaha untuk mengahapus secara umum hak berdaulat suatu negara untuk melindungi warga negaranya maka klausula tersebut dianggap batal.
  2. Mengutip pernyataan pemerintah Inggris, “Tidak ada peratuaran untuk mencegah pencantuman suatu syarat dalam kontrak bahwa dalam segala masalah yang menyangkut kontrak, yurisdiksi dari pengadilan-pengadilan lokal adalah lengkap dan eksklusif. Dengan perkataan lain jelas tidak pantas bagi individu untuk menganggap negara terhadap mana ia meminta ganti rugi sebagai negara yang berkedudukan lebih rendah dan tidak dapat dipercaya dan minta campur tangan pemerintahnya tanpa mengajukan suatu klaim di pengadilan-pengadilan lokal.
  3. Apabila suatu syarat demikian bertujuan untuk mengikat pemerintah pihak yang mengajukan klaim untuk tidak campur tangan dalam kaitan pelangggaran nyata hukum internasioanl, maka klasula tersebut batal.

Bisa dikataka klausula calvo tidak berlaku untuk menghalangi hak-hak negara untuk melindungi warga mereka di luar negeri atau untuk melepaskan negara-negara dari kewajiban mereka untuk melindungi orang-orang asing di wilayah mereka.Menurut hukum internasional ‘Calvo clause’ ini dapat dibenarkan bila dimaksudkan agar penerima konsesi itu menggunakan peradilan Negara yang bersangkutan sebelum campur tangan negaranya. Namun bila dimaksudkan untuk menghapus hak Negara dalam melindungi warganegaranya atau pun untuk mengikat Negara lain agar tidak campur tangan atas pelanggaran hukum internasional, menurut hukum internasional klausula itu adalah batal.

Doktrin drago

Doktrin Drago, yang disebut sesuai dengan nama menteri luar negeri Argentina, yang diutarakan pada tahun 1902 ini, mengatakan bahwa negara tidak terikat kewjiban untuk menggunakan tindakan pemaksaan seperti tindakan militer terhadap suatu negara debitor yang lalai. Doktrin ini dimaksudkan untuk diterapkan demi mendukung kepentingan negara-negara Amerika Tengah dan Selatan yang merupakan akibat wajar dari Doktrin Monroe, karenanya dalam bentuknya yang paling akhir, Doktrin Drago ini menentukan bahwa hutang-hutang publik negara–negara Amerika tidak dapat menjadi alasan intervensi bersenjata juga tidak menjadi alasan bagi okupasi nyata wilayah bangsa-bangsa Amerika oleh kekuatan Eropa. Penolakan-penolakan Drago pada prinspnya terbatas pada penggunaan kekuatan senjata dalam penagihan utang-utang negara; ia tidak menentang langsung pada intervensi diplomatik atau tuntutan-tuntuan di pengadilan-pengadilan internasional.

Hal diatas diperkuat melalui Konvensi The Hague untuk membatasi penggunaan kekerasan guna pemenuhan hutang-hutang kontrak, menentukan bahwa negara-negara peserta konvensi tidak akan menggunakan kekuatan senjata untuk meminta pemenuhan hutang-hutang kontrak yang menjadi hak warga negara mereka oleh negara lain,kecuali apabila negara yang bersangkutan telah menolak untuk menerima arbitrase atau untuk tunduk pada suatu keputusan arbitrase.

KEBERADAAN (EKONOMI) CHINA DI AFRIKA

Keberadaan Cina di Afrika

Kebangkitan ekonomi Cina telah membuat geger seluruh belahan dunia. Ada yang sangat bersyukur dan ada pula yag lebih banyak merasa dirugikan. Gegap gempita ekonomi Cina mampu meluluh-lantakan industri dari Barat. Barang-barang Cina yang murah ternyata mampu membuat rakyat Amerika dapat menghemat pengeluaran mereka mencapai $100 milyar. Negara-negara Afrika juga kebagian rezeki dari ekspansi Cina ke benua hitam tersebut. Total perdagangan Cina dengan Afrika diperkirakan telah mencapai angka $50 milyar.

Sebagai negara non-demokrasi Cina tidaklah begitu mementingkan atau memeang tanggung jawab yang besar dalam penyelesaian konflik sektarian dan kasus HAM di Afrika karena Cina sendiri oleh kebanyakan negara Barat juga mencerminkan pemerintahan yang otoriter. Atas aksi Cina di Afrika yang makin menguat, membuat Eropa dan Amerika geram. Mereka menuntut Cina agar lebih transparan dalam memberikan bantuan atau bekerjasama bagi Afrika. Mereka menuntut Cina juga ikut berperan aktif dalam menciptakan situasi yang kondusif dan demokratis di Afrika. Barat mengkritik Cina karena bantuan dan proyek kerjasama dari Cina banyak yang disalahgunakan dalam alokasi bujet oleh negara penerima bantuan tersebut. Cina dianggap tidak memiliki perhatian yang serius dalam menciptakan pemerintahan yang bersih di Afrika.

Kuatnya peran Cina di Afrika disebabkan oleh tingginya kebutuhan Cina akan energi bahan bakar untuk menunjang pertumbuhan industri di negara tersebut. Walaupun saat sekarang ini Cina sudah mulai mengembangkan nuklir,pembangkit listrik tenaga surya,dan kincir angin bahkan pembangunan DAM Three Georges yang akan mendapat sebutan sebagai bendungan terbesar di dunia ternyata itu semua belum mencukupi dahaga 1,3 milyar Cina akan kebutuhan energi terutama listrik. Menurut survey terakhir, setidaknya saat ini terdapat 150 juta keluarga berpenghasilan menengah di Cina saat ini, dimana pemakaian akan komputer dan alat elektronik semakain meningkat pesat seiring bertambahnya pendapatan penduduk Cina.

Efek yang ditimbulkan dari investasi Cina di Afrika menyebabkan benua hitam itu semakin ketergantungan akan “tindakan baik” Cina itu. Di negara seperti Kenya,Angola,Sudan telah banyak muncul gedung pencakar langit baru akibat pendapatan yang melimpah dari pengolahan minyak berkat investasi dari Cina. Rakyat di Afrika sendiri juga mengkhawatrikan dampak dari investasi Cina tersebut. Hal ini disebabkan Afrika belum menjadi sasaran utama dari investasi dunia terutama akibat tidak stabilitasnya kondisi politik dan banyaknya pelanggaran HAM. Hanya Cina yang berekspansi besar-besaran di benua tersebut sehingga ditakutkan dominasi Cina akan semakin luas menguasai sumber daya alam di benua tersebut. Tindakan Cina menuai kritk terutama dari Uni Eropa. Cina dianggap semakin memperkeruh rezim otoriter di benua tersebut karena investasi Cina banyak disalahgunakan oleh para pemimpin di negara yang bersangkutan untuk keperluaan yang mencurigakan. Selain itu tumbuh suburnya korupsi juga menjadi tudingan berikutnya. Uni Eropa berpendapat tidak mungkin Cina tidak mengetahui permasalahan di Afrika saat ini.

SEKILAS TENTANG PERKEMBANGAN EKONOMI CHINA

Ekonomi Cina

Cina mencirikan ekonominya sebagai Sosialisme dengan ciri Cina. Sejak akhir 1978, kepemimpinan Cina telah memperharui ekonomi dari ekonomi terencana Soviet ke ekonomi yang berorientasi-pasar tapi masih dalam kerangka kerja politik yang kaku dari Partai Komunis. Untuk itu para pejabat meningkatkan kekuasaan pejabat lokal dan memasang manajer dalam industri, mengijinkan perusahaan skala-kecil dalam jasa dan produksi ringan, dan membuka ekonomi terhadap perdagangan asing dan investasi. Kearah ini pemerintah mengganti ke sistem pertanggungjawaban para keluaga dalam pertanian dalam penggantian sistem lama yang berdasarkan penggabunggan, menambah kuasa pegawai setempat dan pengurus kilang dalam industri, dan membolehkan pelbagai usahawan dalam layanan dan perkilangan ringan, dan membuka ekonomi pada perdagangan dan pelabuhan asing. Pengawasan harga juga telah dilonggarkan. Ini mengakibatkan Cina daratan berubah dari ekonomi terpimpin menjadi ekonomi campuran.

Pemerintah RRC tidak suka menekankan kesamarataan saat mulai membangun ekonominya, sebaliknya pemerintah menekankan peningkatan pendapatan pribadi dan konsumsi dan memperkenalkan sistem manajemen baru untuk meningkatkan produktivitas. Pemerintah juga memfokuskan diri dalam perdagangan asing sebagai kendaraan utama untuk pertumbuhan ekonomi, untuk itu mereka mendirikan lebih dari 2000 Zona Ekonomi Khusus (Special Economic Zones, SEZ) di mana hukum investasi direnggangkan untuk menarik modal asing. Hasilnya adalah PDB yang berlipat empat sejak 1978. Pada 1999 dengan jumlah populasi 1,25 milyar orang dan PDB hanya $3.800 per kapita, Cina menjadi ekonomi keenam terbesar di dunia dari segi nilai tukar dan ketiga terbesar di dunia setelah Uni Eropa dan Amerika Serikat dalam daya beli. Pendapatan tahunan rata-rata pekerja Cina adalah $1.300. Perkembangan ekonomi Cina diyakini sebagai salah satu yang tercepat di dunia, sekitar 7-8% per tahun menurut statistik pemerintah Cina. Ini menjadikan Cina sebagai fokus utama dunia pada masa kini dengan hampir semua negara, termasuk negara Barat yang mengkritik Cina, ingin sekali menjalin hubungan perdagangan dengannya. Cina sejak tanggal 1 Januari 2002 telah menjadi anggota Organisasi Perdagangan Dunia.

Cina daratan terkenal sebagai tempat produksi biaya rendah untuk menjalankan aktivitas pengilangan, dan ketiadaan serikat sekerja amat menarik bagi pengurus-pengurus perusahaan asing, terutama karena banyaknya tenaga kerja murah. Pekerja di pabrik Cina biasanya dibayar 50 sen - 1 dolar Amerika per jam (rata-rata $0,86), dibandingkan dengan $2 sampai $2,5 di Meksiko dan $8.50 sampai $20 di AS. Buruh-buruh RRC ini seringkali terpaksa bekerja keras di kawasan berbahaya dan mudah ditindas majikan karena tiada undang-undang dan serikat sekerja yang bisa melindungi hak mereka.

Pada akhir 2001, tarif listrik rata-rata di Provinsi Guangdong adalah 0,72 yuan (9 sen Amerika) per kilowatt jam, lebih tinggi dari level rata-rata di Cina daratan 0,368 yuan (4 sen AS). Cina resmi menghapuskan "direct budgetary outlays" untuk ekspor pada 1 Januari 1991. Namun, diyakini banyak produsen ekspor Cina menerima banyak subsidi lainnya. Bentuk subsidi ekspor lainnya termasuk energi, bahan material atau penyediaan tenaga kerja. Ekspor dari produk agkrikultur, seperti jagung dan katun, masih menikmati subsidi ekspor langsung. Namun, Cina telah mengurangi jumlah subsidi ekspor jagung pada 1999 dan 2000.

Biaya bahan mentah yang rendah merupakan satu lagi aspek ekonomi Cina. Ini disebabkan persaingan di sekitarnya yang menyebabkan hasil berlebihan yang turut menurunkan biaya pembelian bahan mentah. Ada juga pengawasan harga dan jaminan sumber-sumber yang tinggal dari sistem ekonomi lama berdasarkan Soviet. Saat negara terus menswastakan perusahaan-perusahaan miliknya dan pekerja berpindah ke sektor yang lebih menguntungkan, pengaruh yang bersifat deflasi ini akan terus menambahkan tekanan keatas harga dalam ekonomi.Insentif pajak "preferensial" adalah salah satu contoh lainnya dari subsidi ekspor. Cina mencoba mengharmoniskan sistem pajak dan bea cukai yang dijalankan di perusahaan domestik dan asing. Sebagai hasil, pajak "preferensial" dan kebijakan bea cukai yang menguntungkan eksportir dalam zona ekonomi spesial dan kota pelabuhan telah ditargetkan untuk diperbaharui.

Ekspor Cina ke Amerika Serikat sejumlah $125 milyar pada 2002; ekspor Amerika ke Cina sejumlah $19 milyar. Perbedaan ini desebabkan utamanya atas fakta bahwa orang Amerika mengkonsumsi lebih dari yang mereka produksi dan orang Cina yang dibayar rendah tidak mampu membeli produk mahal Amerika. Amerika sendiri membeli lebih dari yang dibuatnya dan sekalipun rakyat RRC ingin membeli barangan buatan Amerika, mereka tidak dapat berbuat demikian karena harga barang Amerika terlalu tinggi. Faktor lainnya adalah pertukaran valuta yang tidak menguntungkan antara Yuan Cina dan dolar AS yang di"kunci" karena RRC mengikatkannya kepada kadar tetap 8 renminbi pada 1 dolar. Pada 21 Juli 2005, Bank Rakyat Cina mengumumkan untuk membolehkan mata uang renminbi ditentukan oleh pasaran, dan membolehkan kenaikan 0,3% sehari. . Ekspor Cina ke Amerika Serikat meningkat 20% per tahun, lebih cepat dari ekspor AS ke Cina. Dengan penghapusan kuota tekstil, RRC sudah tentu akan menguasai sebagian besar pasaran baju dunia. [3], [4]

Pada 2003, PDB Cina dari segi purchasing power parity mencapai $6,4 trilyun, menjadi terbesar kedua di dunia. Menggunakan penghitungan konvensional Cina diurutkan di posisi ke-7. Meski jumlah populasinya sangat besar, ini masih hanya memberikan PNB rata-rata per orang hanya sekitar $5.000, sekitar 1/7 Amerika Serikat. Laporan pertumbuhan ekonomi resmi untuk 2003 adalah 9,1%. Diperkirakan oleh CIA pada 2002 bahwa agrikultur menyumbangkan sebesar 14,5% dari PNB Cina, industri dan konstruksi sekitar 51,7% dan jasa sekitar 33,8%. Pendapatan rata-rata pedesaan sekitar sepertiga di daerah perkotaan, sebuah perbedaan yang telah melebar di dekade terakhir.

Pada tahun 1978 total panjang jalan raya di Cina hanya 89.200 km, dan pada tahun 2002 meningkat tajam menjadi 170.000 km. Pada tahun 1988, jalan tol pertama dibuka dengan total panjang 185 km, sementara pada tahun 2001 sudah mencapai 19.000 km. Untuk pelabuhan, setidaknya saat ini Cina memiliki 3.800 pelabuhan angkut, 300 di antaranya dapat menerima kapal berkapasitas 10.000 MT. Tahun 2001, Cina menghasilkan tenaga listrik sebesar 14,78 triliun kwh. Dan, direncanakan pada tahun 2009, Cina bakal mengoperasikan PLTA terbesar di dunia yang menghasilkan tenaga listik sebesar 84,7 triliun kwh. Sementara, untuk saluran telepon (fixed line), pada tahun 2002 Cina memiliki 207 juta sambungan. Padahal, tahun 1989 hanya ada 5,68 juta sambungan. 
 
Sebuah studi terakhir menunjukkan bahwa negara-negara berkembang di Asia Timur membutuhkan lebih dari 200 miliar dolar AS per tahunnya selama 2006-2010 untuk membangun infrastrukturnya. Dari total kebutuhan tersebut, sebagian besar (80%) merupakan kebutuhan Cina dalam membangun infrastruktur (lihat, misalnya, mega proyek Three Gorges Dam, Kereta Api Super Cepat Beijing-Shanghai, dan sebagainya). 

Oleh karena ukurannya yang amat luas dan budaya yang amat panjang sejarahnya, RRC mempunyai tradisi sebagai sebuah negara penguasa ekonomi. Dalam kata Ming Zeng, profesor pengurus di Shanghai,

Dalam sebagian statistik, pada pengujung abad ke 16 sekalipun, RRC mempunyai sepertiga PDB. Amerika Serikat yang gagah pada masa kini hanya mempunyai 20%. Jadi, jika Anda membuat perbandingan sejarah ini, tiga atau empat ratus tahun terdahulu, Cina tentulah kuasa terbesar dunia. Percobaan mewujudkan kembali keadaan yang membanggakan ini sudah tentu adalah salah suatu tujuan orang Tionghoa”[1].

Maka tidak mengherankan fenomena kebanjiran orang bukan Tionghoa dunia yang lain mau mempelajari Bahasa Tionghoa ini dan kegeraman Amerika dan Barat terhadap Cina secara umum terjadi pada skenario politik dunia pada hari ini.

Akan tetapi, jurang pengagihan kekayaan di antara pesisiran pantai dan kawasan pendalaman Cina masih amat besar. Untuk menandingi keadaan yang berpotensi mengundang bahaya ini, pemerintah melaksanakan strategi Pembangunan Cina Barat pada tahun 2000, Pembangunan Kembali Cina Timur Laut pada tahun 2003, dan Kebangkitan Kawasan Cina Tengah pada tahun 2004, semuanya bertujuan membantu kawasan pedalaman Cina turut membangun bersama.

MY NAME IS KHAN : REVIEW


MY NAME IS KHAN (2010) : REVIEW

Synopsis:
Bercerita tentang Rizwan Khan(Shahrukh Khan), seorang muslim yang berasal dari Mumbai, India. Sejak kecil ia menderita Asperger's Syndrome, sebuah sindrom sejenis autis tapi dalam versi yang lebih parah. Rizwan kecil tinggal bersama ibu dan adiknya, ketika beranjak dewasa sang adik yang sering merasa iri dengan Rizwan karena mendapat perhatian lebih dari sang ibu akhirnya memutuskan untuk melanjutkan sekolah di Amerika. Beberapa tahun setelah kepergian sang adik, ibunya meninggal dunia. Mau tidak mau Rizwan pun menyusul sang adik ke Amerika. Disana ia bertemu dengan pujaan hatinya bernama Mandira (Kajol) yang seorang janda beranak satu. Dan dimulai lah hari-hari Rizwan di Amerika.

Awalnya kehidupan Rizwan di Amerika memang berjalan baik-baik saja, namun semua berubah ketika pesawat yang dibajak teroris menabrak gedung WTC sampai runtuh berkeping-keping, kita mengenalnya dengan sebutan 9/11. Ketika peristiwa 9/11 terjadi, Rizwan dan Mandira mulai menghadapi beberapa kesulitan. Hingga suatu ketika sebuah tragedi memaksa mereka untuk berpisah. Rizwan pun harus berjuang untuk mendapatkan istrinya kembali, walau harus melewati sejumlah petualangan diberbagai negara bagian di Amerika.

Review:
Screenplay : Bisa dikatakan My Name Is Khan adalah semacam road-movie dari kisah seorang Rizvan Khan. Perjalanan panjangnya untuk memenuhi janjinya kepada istrinya dibuktikan dengan sungguh-sungguh oleh Rizvan Khan. Terlihat disini, sutradara dan penulis scenario ingin benar-benar menggali lebih dalam isu terorisme secara personal. Melalui sifatnya yang polos Khan seakan berusaha menyihir dan menginspirasi berbagai macam sinis dan skeptic yang telah melanda masyarakat Amerika sejak tragedy 9/11. Mulai dari penjaga hotel yang seorang Hindu, Mamy Janet yang seorang kulit hitam (Kristen), sepasang suami-istri (muslim) penumpang bus, kumpulan para “jihad” di sebuah masjid, pria muslim penjual barang elektronik, reporter PBC yg seorang Sikh dan bagi keluarganya sendiri dan masyarakat Amerika secara keseluruhan. Namun, sayang sekali, butuh waktu lama bagi sang sang istri untuk menerima identitas Khan setelah kematian anaknya, Sameer.

Shibani Bhatija dan Nirenjar Iyengar selaku penulis kenario cenderung menggambarkan dunia sebagai sesuatu yang hitam-putih, seperti dialog antara Khan dan ibunya semasa kecil. Bahwa di dunia ini Cuma ada dua manusia yaitu baik dan buruk. Dan ide ini berimplikasi pada keseluruhan cerita. Karakter Khan yang polos, jujur dan straight to the point seakan-akan ditampilkan terlalu baik dalam kondisi dunia yang brutal setelah tragedy WTC. Tidak ada skeptisme dan sinisme dalam dirinya dalam memandang identitas orang lain kendati dia sendiri bukanlah tipikal orang yang terbuka dan akrab dengan orang baru. Karakter Khan sangat “ good human being”. Melalui karakter Khan kita disodorkan cara pandang seorang “netral” yang tidak terkontaminasi akan emosi dan aliran pemikiran ekstrem. Backdrop karakter dimana Khan seorang Asperger tampak tidak sekedar tempelan saja karena memperkuat identitas Khan itu sendiri. Cara pandang Khan akan dunia merupakan sebuah nilai yang cukup menggetarkan hati siapapun.

Mungkin sebagian dari kita bakal mempertanyakan sikap Khan yang pantang menyerah dan sangat menurut perintah istrinya yang mendasar perjalanannya menemui presiden AS. Kepolosannya sangat meningatkan saya akan karakter Forrest Gump di film Forrest Gump (1994). Kendari menderita asperger syndromes, Khan merupakan tipikal orang yang sangat komitmen dan penuh kasih sayang dan pekerja keras. Hal inilah yang kiranya membuat Mandira jatuh cinta dan menikah dengannya. Hampir mustahil ada seorang wanita yang mau menikah dengan kondisi pria seprti itu tanpa adanya ‘kekhasan” dalam diri Khan. Sebagian orang bakal mencibir karakter Khan yang angelic tersebut, terlalu dibuat-buat dan kurang rasional bagi masyarakat kebanyakan. Namun disitulah saya rasa pesan dari fim ini, jika seorang yang memiliki kekeruangan seperti Khan bisa mengubah dunia, mengapa kita manusia normal tidak bisa melakukannya??

Selain itu kisah rumah tanggaa Khan juga ditampilkan seolah black &white. Kehidupan mereka sangat bahagia seblaum WTC (white) dan berubah total setelah WTC (black) yang berujung pada kematian putra Mandira, Sameer. Meskipun sebelum intermission, kisah tentang rumah tangga Khan ditampilkan sangat menarik dan mengundang tawa, sayangya ini terlalu memakan durasi yang sangat panjang. Dan pada bagian kedua cerita, tiba –tiba saja rumah tangga Khan berubah menjadi seperti neraka. Terlalu drastic perubahannya. Pengusutan kasus kematian Sameer terlalu aneh dan kurang detail sehingga membuat karakter Madira pada bagian kedua cenderung penuh amarah dan antagonis. Terlalu drastis melihat perubahan seorang karakter dari yang awalnya “penuh ceria dan kebaikan” menjadi sangat pendendam bahkan terhadap suaminya sendiri. Emosi yang berlebihan pada awalnya memang menjadi wajar terlebih lagi nuansa “factor identitas” suaminya dirasa menjadi penyebab penyerangan terhadap putranya. Akan tetapi, seakan menjadi seperti tayangan opera sabun melihat amarah Mandira yang terlalu berlebihan. Dia seolah-olah lupa bagaimana dulu perjuangan Khan merebut hatinya dengan ketulusannya.

Seperti halnya karakter Sissy Spacek dalam In the Bedroom (2001), yang sangat terpengaruh akan kematian putanya sehingga berdampak hebat terhdap rumah tangga dan hubungannya terhadap sang suami, tetapi amarah yang terpendam dalam diri Spacek tidak diucapkan dalam kata-kata. Rumahtangganya mendadak menjadi hening dan dingin. Mungkin ini beda dengan kasus Mandira yang merasa karena nama belakang sang suami yang diturunkan kpada anaknya (khan) lah yang membuat anaknya menjadi sasaran empuk teman-temannya. Lagi-lagi karena investigasi kasus Sameer yang bertele-tele, maka kisah perjaanan Khan bias terus berjalan. Jika dari awal polisi sudah melihat indikasi keterlibatan sang pelaku, maka My Name is Khan tidak akan berlarut-larut seperti ini. Aksi pemukulan Sameer cenderung lebih berlatar belakang emosi ketimbang isu terorisme. Polisi AS tidak menuntaskan kasus yang terjadi di sekolah selama 6 bulan tanpa mendatangkan hasil. Merupakan sebuah keanehan buat saya.

Lanjut pada bagian ketika Khan mulai melakukan perjalanan. Khan memulai perjalannya banyak sekali ditemui berbagai macam kebetulan dan kemudahan atas pemaknaan dari perjalanan Khan itu sendiri. Dengan kata lain terlalu banyak kebetulan dalam perjalanan Khan yang membuat plot ceritanya menjadi agak “klise”. Seprti ,Khan mempunyai tetangga yang meninggal dalam meliput perang di Afganishtan. Mamy Janet, wanita tua kehilangan anakanya dalam perang Irak. Dua bagian ini sangat terkait dengan kondisi pasca 9/11. Dan hampir dalam perjalanan Khan menemui presiden, selalu saja ada orang India dimana-mana selain pada bagian kota Wilhelmina, Georgia. Dan mereka digambarkan sangat menderita setelah tragedy WTC. trus penjaga hotel yang hindu yang tokonya sering dilempari, seorang wartawan yang meliput kasus penahanan Khan juga seorang India yang mempekerjakan hacker seorang india dan reporter seorang Sikh. Nuansa yang saya dapat lebih kearah penderitan muslim India di AS, bukan bagaimana situasi muslim secara global. Mungkin karena ini film India, maka identitas Muslim india lah yang didahulukan.

Alangkah baiknya motivasi Khan melakukan perjalanannya karena memang ketidakadilan yang terjadi pada umat muslim di AS bukan karena tuntutan sang istri. Tampaknya, perjalanan Khan lebih kearah personal dan demi sang anak, Sameer. Seandainya Sameer tidak meninggal dan kondisi muslim AS tetap menderita setelah 9/11, saya yakin Khan tidak akan melakukan perjalanan ini. Sangat disayangkan film yang mengusung tema global dipandang/ditinjau dari sudut pandang personal/individual dan lebih kepada motivasi pribadi.

Terlepas dari penggambaran karakter yang agak ‘cartoonish” dan berbagai mcam kebetulan dan klise, saya tetap memberikan acungan jempol dalam upaya menjadikan isu terorisme diangkat dalam bentuk road movie. Ide ceritanya bagus, tapi masih terkendala ketika dituangkan ke dalam naskah.

Performance : MNIK adalah filmnya SRK. Kendati demikian SRK dan Kajol berhasil membawakan perannya dengan luar biasa melebihi performa naskahnya yang biasa saja. SRK terlihat lebih real ketimbang film-filmnya sebelumnya. Gaya aktingaya mengingatkan saya akan Dustin Hoffman dalam Rain Man (1988). SRK yang dikenal doyan nangis, berhasil tidak mengeluarkan air mata bahkan ketika dalam scene yang sedih sekalipun. Ini merupakan performa terbaik SRK menurut saya karena memang tidak mudah memainkan karakter seperti Rizvan Khan. Kajol tampil luar biasa, dia berhasil mencuri perhatian di setiap scenenya. Terutama ketika scene dia menangisi kematian anaknya. Sangat natural. Seandainya pada paruh kedua pembangunan karakternya lebih ‘normal’ lagi ,saya sangat yakin Kajol bakal lebih baik lagi. Cast lainnya tidak terlalu menonjol.

Technical : Ravi K Chandran sebagai cinematrografer berhasil memberikan warna tersendiri bagi film ini. Setiap scene bisa dikatakan selalu menghasilkan frame-frame yang indah. Pergerakan kameranya juga sangat dinamis sehingga kita seolah-olah sedang menyaksikan film Hollywood. Dari segi editing, MNIK sangat kuat pada paruh pertama, tetapi lumayan kedodoran pada paruh kedua ketika ceritanya mulai mengalami banyak cabang (sub-plot). Music latarnya (original score) juga cukup bergema kendari saya lebih menyukai AR.Rahman menangani jenis film seperti ini. Dalam beberapa scene tampak overhype. Tata artistik juga lumayan menawan, kendati scene hujan badai di Wilhelimina terlihat ‘tacky” tapi saya tetap mengacungi jempol bagi perkembangan art director di India. FYI, scene ini dilakukan di sebuah studio film di Mumbai.

Directing: Karan Johar tampak semakin dewasa dan lebih banyak membuka referensi. MNIK merupakan karyanya yang paling dewasa dan real ketimbang Kuch-kuch Hota Hai, Kabhi Kushi Kabhie Gham, Kabhi Alvida yang pada umumnya lebih dikenal sebagai film-film tearjeaker dan telalu mengesampingkan logika. Kendati MNIK juga sebuah tearjeaker, Johar tampak lebih serius dan matang dalam menangani isu ini. Saya cukup terpukau akan penggarapan film ini pada paruh pertama, tetapi pada paruh kedua saya melihat ada sesuatu yang lepas dalam penggarapannya. Tidak sekuat pada paruh pertama.

Overall, MNIK merupakan sebuah film yang layak tonton bahkan bagi anda yang bukan penggemar film India. Sudah sepantasnya sinema Indonesa mulai belajar ke Bollywood dalam soal penggarapan tema.