Sabtu, 21 Februari 2009

IMAGINE-JOHN LENNON: KAITANNYA DENGAN STUDI HI

Lirik Imagine oleh John Lennon:

Imagine there's no heaven,
It's easy if you try,
No hell below us,
Above us only sky,
Imagine all the people
living for today...

Imagine there's no countries,
It isnt hard to do,
Nothing to kill or die for,
No religion too,
Imagine all the people
living life in peace...

Imagine no possesions,
I wonder if you can,
No need for greed or hunger,
A brotherhood of man
,
imagine all the people
Sharing all the world...

You may say Im a dreamer,
but Im not the only one,
I hope some day you'll join us,
And the world will live as one.

Lagu ciptaan John Lennon ini, mengusung perdamamaian dunia dengan menghilangkan perbedaan. Kita diajak membayangkan jika seluruh manusia satu tipe,tak ada rasa cemburu dan manusia saling berbagi dan dengan demikian tak ada peperangan, perpecahan, penderitaan, penjajahan dan sebagainya.dan dia menyindir pendengar dengan mengatakan orang-orang yang berfikir seperti demikian adalah orang yang hanya bisa mimpi. Akan tetapi, apakah perdamaian itu bisa tercapai? Jawabannya tentu ya, tetapi apakah cara berfikir John Lennon benar? Mari kita analisis. John Lennon mengatakan bayangkan jika tidak ada rasa cemburu dan mau menang sendiri, maka keserakahan dan kelaparan tidak akan muncul.dan dia meyakinkan kita bahwa itu bisa sejalan dengan tulisan sebelumnya,itu mungkin saja terjadi karena ada fitrah manusia untuk dicintai dan mencinatai,sehingga muncullah rasa berbagi dan sebagainya.

Ada satu hal yang dilupakan oleh John Lenon dalam lagunya ini. Dia menganggap manusia itu bisa sama dalam hal jalan fikiran, ideologi dan prinsip hidup.inilah kesalahannya.Dia melupakan fitrah manusia tuk bersosial dan berkomunitas. seorang manusia tidak bisa disamakan dengan manusia lainnya. Ada ciri khas yang terbentuk dalam setiap diri manusia dan disinilah fungsi fitrah manusia tuk mengerti dan dimengerti bekerja. Dengan mengerti perbedaan dan dimengerti perbedaan itu dalam interaksi manusia,maka sinkronisasi lah yang terjadi dan kesinkronan inilah yang membangun peradaban manusia karena sifat perbedaan tersebut yang saling menopang satu sama lainnya sehingga jika manusia benar-benar seperti apa yang dituliskan John Lenon dalam lirik lagu tersebut maka peradaban manusia stagnan dan tak berkembang.

Relevansi lagu Imagine dengan Studi Hubungan Internasional

Inti dari lagu Imagine ini adalah perdamaian. Seperti yang kita ketahui, lagu ini dirilis ketika dunia masih berkecamuk dengan adanya Perang Vietnam. John Lennon merupakan salah seorang aktivis yang menentang Perang Vietnam tersebut. Menurut Lennon, perdamaian akan tercapai jika tidak ada negara, agama, nafsu, kepemilikan, surga dan neraka. Tanpa hal tersebut manusia akan mampu hidup berdampingan dengan damai. Berkaitan dengan isu HI, benarkah dengan adanya negara, perang akan terus terjadi sehingga perdamaian mustahil tercipta. Apakah logika berpikir Lennon dapat dibenarkan?

Logika berpikir tersebut sebenarnya bida dibalikkan/diputar kembali. Justru dengan adanya negara perdamaian akan semakin mudah tercipta. Walaupun pada dekade terakhir ini, signifikansi dari peran negara mulai terkikis oleh semakin menjamurnya organisasi non-pemerintah (NGO) baik pada level domestik dan interanasional. Imagine yang diciptakan Lennon merupakan sebuah utopia. Hidup tanpa komponen-komponen vital tersebut sesungguhnya akan membuat tatanan kehidupan internasional semakin runyam. Lennon menginginkan semua manusia hidup berdampingan dalam satu dunia tanpa adanya negara berarti tanpa adanya pemerintahan. Dengan kata lain manusialah yang mengatur dirinya sendiri. Apakah utopiannya Lennon ini bisa terwujud? Sangat susah dibayangkan memang sebuah dunia tanpa pemerintahan yang berarti tanpa ada peraturan hukum yang mengikat manusia. Maka dari itu, pemikiran Lennon hendaklah kita anggap sebagai free thinker belaka. Seseorang yang ingin berpikiran bebas sebagai dampak dunia yang terus berkecamuk.

Jika kita membayangkan tidak ada negara, lalu komponen-komponen yang menyusun negara akan diletakkan dimana? Bagaimana dengan nasib wilayah, penduduk, pemerintahan, dan kemampuan berhubungan dengan negara lain. Siapa yang bakal mengatur transportasi, komunikasi, informasi, teknologi, pasar, sumber daya alam, pertahanan? Akankah efektif jika diatur oleh inidvidu yang jumlahnya mencapai milyaran? Jika Lennon memang ingin menyalahkan negara atas terjadinya berbagai macam tragedi perang yang telah memusnahkan peradaban manusia itu sendiri maka tidak tepat juga. Tidak segala sesutuanya itu berpangkal dari negara. Faktor pemimpin dari sebuah negara (idiosinkratik) juga mempengaruhi. Selain faktor idiosinkratik, sistem internasional yang anarki juga memberikan pengaruh pada hal- hal tersebut. Negara pada hakikatnya akan selalu memperjuangkan kepntingan nasionalnya.

Sepanjang rentetan sejarah manusia negara memang menjadi landasan utama seseorang kala berperang, apakah demi harga diri bangsa, mempertahankan atau merebut wilayah baru. Lennon tampak menyimpan kemarahan yang luar biasa terhadap negara. Negara telah membuat orang-orang rela membubuh manusia dengan sesama manusia lainnya. Memukul rata semua negara di dunia ini juka bukanlah perkara tepat. Kepada siapa kemarahan itu diluapkan juga harus jeeas. Apakah kepada AS dan sekutunya? Kita sendiri telah melihat bagaimana permasalahan pengungsian menjadi perkara kemanusiaan ketika negara tidak mampu lagi memenuhi tugasnya yang baik sebagai negara. Kita menyebutnya failed-country, dan jumlahnya sangat banyak di Afrika. Apa yang terjadi Afrika bisa dijadikan pijakan untuk memahami betapa pentingnya memiliki negara yang “tidak gagal” yang masih mampu menyediakan dan mengatur kebutuhan bagi warga negaranya. Yang patut diingat semua orang ingin memiliki status kewarganegaraan.

Lennon membayangkan semua orang hidup dalam satu dunia tanpa membedakan darimana ia berasal. Dia membayangkan dunia yang tidak memiliki agama dan manusia hidup dalam tali persaudaraan yang kuat satu sama lain. Lennon membayangkan manusia tidak memiliki hak milik sehingga tak memunculkan sikap yang tamak di kenudian hari. Bukan bermaksud prasangka, dari semua lirik “imagine” pesan “kiri” sangat menganga lebar dalam kandungan lagu ini. Tidak ada agama, dan hak milik. Inilah dunia yang dibayangkan oleh Lennon.

Marx sendiri tidak berkoar soal negara kecuali menggugat sistem kapitalis--di mana negara-negara besar di Barat bersekutu dengan pemilik modal. Di mana rakyat sebagai manusia diperbudak. Negara bisu ditengah derita sebagian besar manusia oleh injakan sejarah. Negara bahkan menjadi kaki yang menginjaknya. Imagine, tanpa Lennon sadari, berusaha menghentikan penginjakan kaki sejarah atas manusia—“menghapuskan penghisapan manusia atas manusia" kata Marx. Lennon bukan Marxis yang inginkan Negara tidak ada—kecuali masyarakat Sosialis bagi kaum marxis tapi entahlah masyarakat macam apa yang diinginkan John Lennon.Bayangkan bila tidak ada negara. Tidak akan ada orang yang mati untuk negara juga tidak ada kekerasan. Itu yang terngiang pada pertengahan lagu Imagine yang ditulis John Lennon. Sayang lagu itu lebih banyak dianggap bualan Lennon saja—padahal tidak sulit membayangkannya kecuali mewujudkannya. Dunia, bagi banyak manusia, butuh Tuhannya sendiri. Negara, Tuhan manusia di dunia itu, akan murka bila meresapi lagu Imagine-nya John Lennon itu—juga bila membaca tulisan ini, sendiri.

Marx selalu memfokuskan pada aspek ekonomi dan konfliktual antara kelas borjuis dan proletariat. Marx selalu mengritik struktur ekonomi yang telah dibangun oleh sistem kapitalis yag telah merusak moralitas dari esensi manusia itu sendiri. Menurut pemikiran Marxis struktur merupakan sebuah hierarki dan merupakan sebuah hasil yang nyata dan tampak dari imperialisme. Marxis berpendapat bahwa negara berkembang masih melihat ekspansi sebagai sebuah jalan keluar. Menurut Lenin, imperialisme bisa menggiring sebuah negara untuk berperang. Ketika sebuah negara miskin telah dibagi-dibagi oleh negara kapitalis, maka negara kapitalis akan berperang dengan sesamanya memperebutkan wilayah tersebut karena pasar yang semakin kabur. Sementara itu, Lenin berpendapat imperialisme yang dilakukan oleh negara kapitalis merupakan sebuah kebutuhan bukan pilihan. Cukup jelas bagi kita relevansi pandangan marx terkait dengan benda kepemilikan (possesion) yang tertulis dalam “imagine”.

Kaum Marxis menjelaskan bagaimana hubungan-hubungan internasional antara negara-negara memungkinkan (dan cenderung menyembunyikan) ketidakadilan dari sistem kapitalis global. Mereka pikir kita perlu merefleksikan secara kritis kondisi-kondisi historis yang mendasari ketidakdilan, kekuatan-kekuatan materil dan ideologis yang mempertahankannya dan kekuatan potensial untuk melaksanakan reformasi radikal terhadap sistem ini demi kepentingan sebuah tata dunia yang lebih adil.

Dari penjelasan diatas mungkin cukup jelas, mengapa Lennon menganggap lebih baik tidak ada negara dan harta milik karena selalu berujung pada perselisihan dan tidak menciptakan perdamaian. Walaupun pandangan Lennon bisa dikategorikan skeptis terhadap fungsi negara, akan tetapi sejauh ini yang bisa merasakan manfaat negara juga tak ternilai banyaknya. Hal itu memang wajar, di dunia ini akan selalu ada pihak yang berlawanan.

SOLPAMILI PRATAMA

170210070043

TUGAS POLDUN 2

Tidak ada komentar: