Senin, 23 Februari 2009

YOUTH LEADERSHIP

Semenjak reformasi, isu akan kesenjangan antara kaum muda dan tua semakin mengemuka. Kaum tua dianggap hanya perpanjangan tangan dari rezim orde baru, yang telah membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa tangguh dari luar tetapi keropos dari dalam. Kaum muda kerapkali menyalahkan kaum tua karena masih terkontaminasi oleh gaya Orde Baru. Ketidakpuasan terus bermunculan termasuk kritikan tajam terhadap para pelopor reformasi seperti Amin, Mega, Sultan, dan Gus Dur.

Kekecewaan yang berlarut-larut ternyata menimbulkan sebuah fenomena baru, yaitu youth leadership. Hanya saja hal ini masih rancu. Berapa usia seseorang masih bisa dikategorikan sebagai usia muda. Jika di Amerika,Presiden T. Roosevelt, Kennedy, Clinton bisa menjadi presiden di awal 40-an, di Indonesia sendiri bagaimana? Youth leadership tak akan lahir tanpa adanya mesin politik yang berjalan baik di parpol yang bersangkutan. Fungsi rekruitmen politik sangat menentukan regenerasi serta kualitas dari parpol itu sendiri. Feomena ini menurut saya mempunyai dua sisi mata uang yang berlawanan. Di satu sisi, youth leadership bisa menjadi regenerasi bangsa, tetapi di sisi lainnya pengalaman ternyata lebih berpengaruh. Kematangan dalam bertindak lebih dibutuhkan. Bisa dikatakan youth leadership berada di tataran yang bias.Seperti apa karakter sebenarnya dari youth leadership itu sendiri belum terjawab.

Sebenarnya youth leadership bisa diterapkan pada level yang low politics. Lingkungan kampus, pemuda (berupa karang taruna)dan NGO. Pada tataran inilah sebenarnya proses awal dari mencetak pemimpin muda tersebut. Pemimpin muda lahir dari proses tidak hanya mengandalkan mudanya usia. Memutus sejarah atau meremehkan rentetan sejarah adalah tantangan terbesar yang dihadapi oleh pemimpin muda, terutama di Indonesia. Ini bisa menjadi malapetaka karena dari sejarahlah setiap negara bisa maju dan mengintropeksi kesalahan di masa lalu.

Pada dasarnya youth leadership adalah baik. Akan tetapi terlalu mengangungkan youth leadership adalah boomerang tersendiri. Terlalu menitikbertakan pada usia juga malapetaka. Usia tidak bisa dipaksa dewasa secara mendadak. Namun pengalaman mampu memberikan usia yang dewasa secara alamiah.

Tidak ada komentar: